7 Kebiasaan Asyik Remaja yang Dapat Mengancam Kesehatan

Friday, July 6, 2012



Kebiasaan Asyik Remaja yang Dapat Mengancam Kesehatan. Saat-saat remaja adalah masa yang mana seseorang tengah senang bermain, berkumpul bersama teman dan mencari jati diri. Tapi ada 7 kebiasaan asyik remaja yang bisa mengancam kesehatannya.



Remaja adalah satu tahap sebelum menjadi seorang dewasa, yang mana seringkali dikatakan masa transisi sehingga emosi dan hormonal tengah bergejolak, karena itu tak jarang ada beberapa kebiasaan yang identik dilakukan oleh para remaja.



Berikut adalah kebiasaan yang banyak dilakukan remaja tapi sebenarnya bisa mengamcam kesehatan, seperti dirangkum oleh detikHealth, yaitu:



1. Dengar musik pakai headphone berjam-jam


Kebiasaan Asyik Remaja

Banyak anak muda yang mendengarkan musik melalui headphone beberapa jam sehari dan tanpa sadar membahayakan pendengarannya. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan pendengaran terutama jika didengarkan dengan volume tinggi.



Bahkan pada volume yang wajar sekalipun jika digunakan berjam-jam bisa merusak sel-sel rambut halus di telinga bagian dalam yang berfungsi mengirimkan impuls suara ke otak.



2. Browsing internet dalam waktu lama


Kebiasaan Asyik Remaja

Saat ini akses internet sangat mudah didapat dan menjadi teman akrab bagi banyak remaja. Tapi jika terlalu lama browsing internet bisa menimbulkan masalah seperti gangguan pada mata misalnya mata minus dan juga berdampak pada kesehatan mental.



Terpapar internet dalam jangka waktu lama bisa membuat remaja berisiko mengalami depresi dan kecemasan, serta memicu kecanduan atau adiksi terhadap internet.



3. Main game sampai lupa waktu


Kebiasaan Asyik Remaja

Kebiasaan main game dalam jangka waktu lama bisa membuat remaja kurang tidur dan kelelahan, serta berkurangnya kepekaan terhadap lingkungan sosial sehingga dikhawatirkan remaja tumbuh seperti zombie atau mayat hidup.



Jika kurang tidur dan kelelahan maka sistem imun akan menurun yang membuatnya lebih mudah terserang penyakit, serta berisiko mengalami carpal tunnel syndrome akibat pergerakan tangan yang berulang.



4. Terlalu lama menonton televisi


Kebiasaan Asyik Remaja

Televisi memang bisa memberikan informasi, tapi jika terlalu lama menonton televisi akan membuat remaja kurang gerak sehingga rentan terkena penimbunan lemak dan kolesterol yang menjadi faktor risiko dari berbagai penyakit.



Selain itu terlalu banyak menonton televisi juga bisa memicu terjadinya depresi, bahkan studi juga menemukan menonton televisi lebih dari 6 jam sehari bisa menurunkan angka harapan hidup.



5. Main HP tengah malam


Kebiasaan Asyik Remaja

Maraknya peredaran smartphone membuat hampir semua remaja memiliki ponsel ini, dan tak jarang banyak remaja yang masih aktif main ponsel sampai tengah malam. Padahal penggunaan ponsel jangka panjang meningkatkan produksi hormon stres kortisol.



Stres yang meningkat merupakan respons adanya penolakan tubuh terhadap hal-hal yang membahayakan kesehatan. Jika ponsel ini untuk menelepon lama memicu gangguan pendengaran.



6. Pakai behel buat gaya-gayaan


Kebiasaan Asyik Remaja

Banyak remaja yang memakai behel hanya sekedar gaya-gayaan atau agar dikatakan gaul, padahal ada efek bahaya yang muncul dan merugikan seperti merusak posisi gigi yang nantinya membuat tulang yang memegang gigi rusak sehingga gigi jadi goyang.



Selain itu memudahkan penumpukan atau penimbunan makanan karena gigi lebih sulit dibersihkan jika pakai behel. Terlebih jika orang tersebut malas membersihkan gigi bisa menyebabkan kerusakan enamel gigi.



7. Senang makan junk food


Kebiasaan Asyik Remaja

Saat ini banyak remaja yang senang makan junk food saat sedang kumpul atau mengobrol bersama teman-teman. Padahal terlalu sering atau banyak makan junk food bisa memicu penyakit diabetes tipe 2, serta junk food identik sebagai makanan tinggi lemak jenuh, asam trans-lemak, gula atau garam.



Jika terlalu sering membuat remaja berisiko terkena kolesterol tinggi dan resistensi insulin yang memicu penyakit jantung, stroke, diabetes serta kegemukan yang menjadi faktor risiko untuk kanker.


0 comments:

Post a Comment