Puasa Dapat Memperpanjang Masa Subur Wanita

Saturday, July 21, 2012



Puasa Dapat Memperpanjang Masa Subur Wanita. Puasa memiliki banyak manfaat kesehatan. Penelitian menemukan bahwa berpuasa atau membatasi asupan kalori dapat memperpanjang masa subur wanita. Selain itu, puasa juga membuat wanita menghasilkan lebih banyak sel telur.



Para peneliti dari Harvard yang bekerja sama dengan Massachusetts General Hospital (MGH) menemukan bahwa membatasi asupan kalori mencit betina dewasa dapat mencegah munculnya kelainan pada kehamilan. Penelitian ini dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Sciences USA.


Puasa Dapat Memperpanjang Masa Subur Wanita

"Kami menemukan bahwa setiap aspek penurunan kualitas sel telur pada wanita terkait penuaan bisa dicegah," kata Jonathan Tilly, direktur Vincent Center for Reproductive Biology di Massachusetts General Hospital Vincent Department of Obstetrics and Gynecology dan profesor kebidanan, ginekologi, dan reproduksi biologi di Harvard Medical School seperti dilansir Harvard.edu.



Beberapa penelitian lain juga telah menemukan bahwa hewan yang dibatasi asupan makanannya tetapi tidak sampai mengalami kekurangan gizi hidup lebih lama dan menunjukkan tanda-tanda penuaan lebih sedikit daripada hewan yang diberikan banyak makanan.



Penelitian sebelumnya menemukan bahwa tikus betina yang dibatasi asupan kalorinya saat beranjak dewasa dapat mempertahankan kesuburannya hingga usia lanjut. Efek kesuburan ini bahkan tetap berlanjut saat tikus diberikan makanan yang banyak.



Pada wanita yang telah beranjak tua, seringkali proses pembentukan sel telurnya mengalami gangguan. Gangguan yang dialami bisa berupa terjadinya tambahan atau hilangnya kromosom. Akibatnya, semakin tua usia seseorang, kemungkinan mengalami infertilitas, keguguran, dan cacat lahir makin besar.



Dalam penelitian ini, ilmuwan memantau 2 kelompok tikus betina dewasa muda berusia 3 bulan sampai 1 tahun. Usia ini adalah usia di mana kualitas telur dan kesuburan tikus sangat berkurang drastis. Salah satu kelompok diperbolehkan memakan makanan sebanyak-banyaknya sepanjang usia dewasa, sementara kelompok lainnya dibatasi asupan makanannya selama 7 bulan dan baru diperbolehkan banyak makan menjelang penelitian berakhir.



Tikus yang diperbolehkan makan dengan bebas mengalami penurunan jumlah sel telur yang dihasilkan saat ovulasi dan sel telur matang yang siap dibuahi. Sedangkan sel telur dari tikus yang dibatasi asupan makanannya lebih mirip sel telur tikus betina dewasa muda yang sehat pada usia reproduksi yang prima.



Analisis kromosom menemukan adanya kelainan yang signifikan pada sel-sel tikus yang makan dengan bebas. Sedangkan sel telur dari tikus yang dibatasi asupan makanannya tidak menunjukkan adanya kelainan terkait penuaan. Sayangnya, mekanisme yang mendasari proses ini masih belum diketahui dengan pasti.



"Sebagian besar penelitian mengenai pembatasan kalori telah dilakukan pada tikus dan hewan laboratorium lain. Selama beberapa tahun terakhir, sejumlah penelitian telah menunjukkan beberapa manfaat kesehatan pada tikus yang juga terlihat pada monyet dan mungkin bisa mempengaruhi manusia juga," kata Tilly.


0 comments:

Post a Comment