10 Pekerjaan yang Berisiko Membuat Depresi

Wednesday, June 27, 2012



Pekerjaan yang Berisiko Membuat Depresi. Depresi merupakan masalah umum yang dialami oleh para pekerja, meskipun pekerjaan yang dijalankan sesuai dengan passion mereka. Seorang Konselor Kesehatan Mental Deborah Legge di Buffalo, New York, Amerika Serikat, mengungkapkan, "Ada aspek-aspek tertentu yang dapat berkontribusi dan memperburuk depresi terhadap pekerjaan. Salah satunya yaitu jam kerja yang tidak menentu."



Dari sekian banyak jenis pekerjaan, ada beberapa profesi yang sangat rentan terhadap tekanan dan depresi. Profesi apa sajakah yang dimaksud? Simak di sini, seperti dikutip dari Health.


10 Pekerjaan yang Berisiko Membuat Depresi

1. Perawat

Hampir 11% perawat mengaku pernah mengalami depresi berat. Hal ini muncul karena mereka tidak mendapatkan rasa terima kasih atas apa yang telah mereka lakukan. "Biasanya karena orang lain hanya menganggap mereka sebagai penjual jasa, sehingga merasa tidak penting untuk diucapkan terima kasih," papar Psikolog Klinis Christopher Willard di Tufts University. "Mereka juga bisa stres, saat merawat orang-orang sakit dan tidak mendapatkan banyak dukungan positif," tambahnya.



2. Pramusaji

Pekerjaan ini sangat melelahkan. Pramusaji memiliki tanggung jawab untuk melayani para pengunjung restoran dengan tepat dan cepat, agar pelanggan tidak komplain dan menunggu terlalu lama. "Ini adalah pekerjaan yang sering dianggap tanpa pamrih, dan orang-orang sering memandang sebelah mata terhadap pekerjaan mereka," ujar Legge.



3. Pekerja Sosial

Mereka yang memiliki profesi ini selalu berurusan dengan orang yang membutuhkan pertolongan, misalnya kasus pelecehan terhadap anak-anak. Tentu saja pekerjaan tersebut dapat memicu tingkat stres yang tinggi. "Mereka bekerja untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan sehingga akan banyak menyita waktu. Saya melihat bahwa banyak pekerja sosial yang cenderung mudah emosi," kata Willard.



4. Pekerja di Bidang Kesehatan

Dokter, terapis, dan ahli kesehatan lainnya memiliki pekerjaan yang berisiko depresi karena jam kerjanya cenderung tidak teratur. Mereka juga mempunyai tanggung jawab besar terkait keselamatan nyawa orang lain. "Setiap hari mereka melihat penyakit, trauma, dan kematian, serta berurusan dengan anggota keluarga pasien. Hal ini sangat mungkin mempengaruhi pandangan mereka bahwa seakan-akan lingkungannya adalah tempat yang menyedihkan," ujar Willard.



5. Seniman, Penulis dan Entertainer

Meskipun pekerjaannya terlihat menyenangkan, namun pekerja di bidang ini cenderung mempunyai pendapatan yang tidak teratur. Jam kerjanya pun tidak pasti. Orang-orang kreatif juga memiliki tingkat gangguan mood lebih tinggi ketimbang dengan profesi lainnya. "Satu hal yang banyak saya lihat pada pekerja hiburan dan seni adalah mereka memiliki penyakit bipolar (perubahan mood secara mendadak)," kata Legge.



6. Guru atau Dosen

Para pengajar tak hanya bertanggung jawab untuk mengajar murid-muridnya saja, mereka juga memiliki tanggungjawab dalam keluarganya, serta sekolah atau kampus tempat mereka mengajar. "Ada tekanan berbeda yang mereka terima, dari anak-anak, orangtua, dan sekolah terkait pemenuhan standar nilai. Semua kelompok memiliki tuntutan yang berbeda," kata Willard.



7. Staf Administrasi

Legge mengungkapkan bahwa, "Pekerja dalam kelompok ini umumnya berada di garis depan dan selalu menerima berbagai macam perintah dari segala arah. Namun, mereka juga berada di bagian bawah dalam hal kontrol." Bahkan terkadang mereka juga mengalami hari tak terduga dan tidak mendapatkan pengakuan atas semua pekerjaan yang telah dilakukan.



8. Tukang Servis/Mekanik

Jadwal kerja mereka bervariasi dan waktunya tidak menentu. Terkadang di hari libur pun, mereka harus tetap bekerja. Upah yang didapat juga terbilang kecil meskipun pekerjaan yang mereka lakukan tergolong sulit.



9. Akuntan atau Penasihat Keuangan

Tak sedikit orang merasa malas untuk mengatur keuangannya sendiri. Lalu, bagaimana dengan para akuntan yang memiliki tanggungjawab untuk mengatur keuangan orang lain? Pekerjaan tersebut dapat membuat mereka merasa depresi. Mereka juga akan lebih merasa bersalah apabila kliennya kehilangan uang.



10. Sales

Pekerja sales cenderung melakukan perjalan jauh untuk bertemu klien dan menghabiskan waktu yang tidak menentu. Pendapatan yang didapat juga bergantung pada komisi dan mereka tidak pernah tahu persis kapan gaji berikutnya akan datang. "Mereka berada pada kondisi ketika mengalami ketidakpastian pendapatan, tekanan yang luar biasa, dan jam kerja yang panjang. Kondisi ini dapat membuat mereka mengalami depresi tinggi," tutur Legge.




0 comments:

Post a Comment