Depresi Bisa Disembuhkan dengan Berpelukan

Wednesday, June 27, 2012



Depresi Bisa Disembuhkan dengan Berpelukan. Mengatasi depresi tak harus dengan pergi ke psikolog atau menenggak obat-obatan penenang. Menurut beberapa studi, depresi bisa diobati dengan berpelukan. Benarkah?



Seperti yang dikutip dari Prevention internasional, 11 persen orang Amerika kerap kali meminum obat anti-depresan untuk mengatasi depresi. Obat tersebut mengandung senyawa kimia yang disebut oksitosin, senyawa yang juga diproduksi tubuh saat Anda sedang berpelukan atau berhubungan seks. Oksitosin terbukti bisa mengobati depresi.


Berpelukan

Terdapat sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus menunjukkan bahwa ketika tikus-tikus terpisah dari gerombolannya, tikus akan menunjukkan tanda-tanda kecemasan, stres dan depresi yang akan mereda setelah disuntik dengan oksitosin. Studi yang dipresentasikan pada tahun 2007 pada pertemuan Society for Neuroscience, menunjukkan efek hormon oksitosin terhadap situasi stres.



Para ilmuwan di UC San Diego School of Medicine juga melakukan uji coba klinis secara acak, merasa optimis dengan pengaruh oksitosin terhadap depresi. "Ilmu dasar, apa yang kita lihat dalam penelitian yang melibatkan binatang dan manusia, mengindikasi ada alasan mengapa oksitosin memainkan peran dalam beberapa jenis depresi," ujar Kai MacDonald, MD, asisten profesor klinis psikiatri di UC San Diego School of Medicine.



Terkadang, oksitosin disebut sebagai 'cuddle chemical' atau 'love hormone'. Alasannya, karena oksitosin memproduksi hipothalamus ketika orang melakukan kintiman fisik --begitu juga saat melahirkan. Tapi penelitian baru mengeksplorasi bahwa oksitosin tak hanya mempengaruhi apa yang orang rasakan tetapi cara orang berprilaku.



Menurut Dr. MacDonald, beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mendapatkan oksitosin, dilaporkan memiliki perasaan yang sama tetapi perilakunya berubah. "Jika Anda melihat pasien dengan depresi, satu hal yang perlu Anda lalukan adalah menciptakan ketertarikan sosial," kata Dr. MacDonald.



'Hormon cinta' itu menderong seseorang untuk melakukan perilaku baik seperti membantu, memberikan empati, dan lebih ramah. Hal itu dibuktikan dalamsebuah studi pada tahun 2007 yang diterbitkan pada jurnal Public Library of Science ONE. Peserta penelitian yang menghirup oksitosin atau plasebo melalui hidung mereka cenderung bersikap murah hati terhadap sesama.




0 comments:

Post a Comment